Ku Pikir Tuhan Tak Adil





Di blog ku yang ini, aku ingin bercerita bagaimana Tuhan memang tidak pernah lalai mendengar orang-orang yang percaya kepadaNya.


Oh iya, kalian sudah baca cerita-cerita ku sebelumnya ? kalau belum, habis ini baca ya hehehe, aku suka menulis tentang kisah kehidupan ku, semoga dapat memotivasi teman-teman yang membaca.

Kisah ini berawal di bulan Februari 2018. Apa yang terjadi ? Laptop ku yang baru saja aku perbaiki di bulan Desember tahun sebelumnya ternyata Mother Board nya rusak parah, dan harus diganti.

Lalu apa segampang itu untuk beli laptop ? tentunya bagi ku tidak.

Awalnya aku merasa sangat bodoh karena ketidaktelitian ku atau bisa dibilang akibat kegaptekan ku terhadap barang - barang elektronik membuat ku mudah frustasi kalau sudah ada bagian yang rusak. Di bulan Desember 2017, aku sudah memperbaiki Hard Disk (sebelumnya sudah nanyak tukang service laptop, dan kata dia emang hard disk nya yang rusak), dan Baterai laptop ku, namun ternyata yang rusak bukan Hard Disk, melainkan MotherBoard (coba dari awal ngerti kalau yang rusak itu Mother Board nya, bukan Hard Disk nya, tentu pengeluaran nggak bakal sebanyak ini)

Dan ternyata, menjadi orang bodoh atau merasa bodoh itu sangat menekan sekali, aku seperti gagal, tak berguna, dan rasanya ingin marah (ini bukan pertama kalinya aku merasa bodoh akan sesuatu hal, i did so many mistakes before)

Yang jadi beban dalam pikiran ku adalah bagaimana aku mengerjakan Tugas Akhir ku. Itu adalah alasan klasiknya, namun sebenarnya memang aku yang sudah kecanduan laptop, bayang ku tanpa laptop hidup ku begitu sepi, aku tidak bisa menulis dan membagikannya ke teman-teman ku, aku tidak bisa menonton YouTube, dan lain sebagainya.

Selama 2 minggu, aku memikirkan solusinya, frustasi, gelisah, dan nggak semangat mengerjakan apapun. Apakah harus mengutang untuk beli laptop baru ? atau mengerjakan Tugas Akhir di warung internet dengan segala keterbatasan. Aku berdoa ke Tuhan, aku merenungkan firman-Nya siang dan malam, aku mempertimbangkan segalanya. Aku juga meminta saran dari orangtua ku, dan teman-teman ku.

Dan akhirnya aku putuskan mengutang ke teman-teman ku, sedikit dari si X dan sedikit dari si Y.
Malu ? SANGAT. Namun keputusan ini ku ambil dengan berbagai pertimbangan, hati ku lebih damai ketika aku memikirkan untuk mengutang, aku percaya saja bahwa aku sanggup membayarnya, hati ku berkata demikian.

Saat mengutang, aku benar-benar seperti tak tahu malu, jika ku bayangkan lagi rasanya seperti harga diri ku tidak ada, aku sempat bertanya-tanya juga ke Tuhan mengapa anak yang dikasihinya harus sampai seperti ini, rasanya tidak adil dengan kehidupan teman-teman ku yang sangat gampang mendapatkan apa maunya.
Namun memang kehidupan tak melulu semulus apa yang kita bayangkan, dan orang-orang yang selalu berada di zona nyaman tidak akan bertumbuh dan akan belajar lebih sedikit tentang kehidupan dibanding mereka yang everything out of the expectation. Aku tetap bersyukur kepada Tuhan akan hal ini, artinya Tuhan ingin memberikan ku pelajaran kehidupan.

Dan memang, saat kita bisa berdamai dengan keadaan, Semesta menyertai kita.
Semenjak aku membeli laptop baru berkat uang yang terkumpul akibat utang, Ada ada saja pekerjaan yang lumayan menghasilkan banyak, berkat orang-orang di sekitar ku. Mulai dari menjaga Booth English First, jualan Mango/Banana Stickyrice, sampai wawancara esklusif dengan Pak Sudirman Said (calon Gubernur Jawa Tengah) bersama wartawan dari London.
 
Selain itu, aku pun menjual barang-barang ku yang masih bagus, seperti; sepatu, kamera digital, dan gitar, harganya lumayan berkat kemampuan ku dalam tawar-menawar hehehe. Hal ini ku lakukan karena memang barang-barang ini bukan kebutuhan primer ku, dan jarang juga aku pergunakan.

Dan apa yang pernah ku imani pun terjadi, utang-utang ku lunas dalam 2 minggu, Puji Tuhan.

Apa yang ku pelajari adalah berserah dan bersyukur. Bersyukur atas kejadian yang terjadi, walaupun mungkin itu karena kesalahan kita sendiri, merasa bodoh boleh, menyalahkan diri sendiri jangan. Karena aku percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan tak lepas dari pengawasan Tuhan. Percaya aja bahwa yang terbaik sudah disediakan, menangis boleh, namun jangan terlalu lama. Bangkitlah, dan kerjakan kembali apa yang bisa kamu kerjakan, semesta akan menyertai mu.

Dan kalau kamu bertanya kenapa aku doa ku dijawab oleh Tuhan dengan cepat, maka yang harus kamu tahu adalah bahwa sebenarnya tidak juga, tidak untuk doa-doa dan pergumulan-pergumulan ku yang lainnya, cuman dalam kisah ini Puji Tuhan, Ia menjawabnya dengan cepat.  kenapa? karena menurut ku, Tuhan melihat kebutuhan kita, bukan maunya kita.  Dan Tuhan itu adil, kecurangan hanya datang dari manusia, dan kisah kehidupan datangnya dari Tuhan, cara mengetahui keadilan Tuhan adalah dengan berserah dan bersyukur.

Semangat people :)

Comments

Popular posts from this blog

ISE DO ALE ALETA NASO OLO MUBA I

7 Status Instagram Yang Memotivasi

Aku dan Masa Depan Ku